Jumat, 27 Januari 2012

About Ujung Genteng



Ujung Genteng merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa Barat yang terletak di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi dengan jarak tempuh sekitar 220 kilometer dari Ibu Kota Jakarta atau 230 kilometer dari Kota Bandung. Waktu tempuhnya sekitar enam atau tujuh jam perjalanan bermobil. Selain jalannya cukup mulus juga terdapat beberapa jalur alternatif serta sarana angkutan umum yang memadai menuju tempat tujuan.
Pantai Ujung Genteng memiliki karakteristik umumnya pantai selatan Pulau Jawa yang terkenal bersih airnya dan ombaknya yang besar. Walaupun demikian, pantai ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan pantai Pelabuhan Ratu yang terkenal rawan dan sering merenggut korban jiwa karena ombaknya yang ganas. Walaupun pantai Ujung Genteng menghadap bebas ke Samudera Hindia, namun ombaknya yang besar tak membahayakan pelancong yang gemar bermain-main di laut. Ombak besar dari tengah samudera lebih dulu pecah berserak lantaran terhalang gugusan karang laut di depan bibir pantai, sehingga kita dapat menikmati alam dengan pantai yang indah, aman, dan nyaman. Anak-anak boleh berenang di laut sepuasnya dan memungkinkan memandang sekumpulan ikan berwarna-warni di sela-sela batu karang, menandakan betapa alaminya lingkungan Ujung Genteng.
Di daerah Ujung Genteng sendiri terdapat banyak tempat menarik, seperti melihat langsung penyu hijau (Chelonia Mydas) di pantai Pangumbahan, melihat Air terjun Cikaso. Ada juga lokasi di mana Anda bisa berselancar di atas ombak yang cukup menantang yang terkenal dengan sebutan ”ombak tujuh”. Lokasi ini merupakan kawasan favorit bagi wisatawan mancanegara untuk olahraga selancar. Sebutan ombak tujuh menurut penduduk karena ombaknya selalu berurutan tujuh ombak dan selalu besar-besar. Untuk yang suka memancing, di Ujung Genteng merupakan tempat yang cocok di mana ikannya cukup banyak dan bervariasi.

Disamping objek wisata alam, Ujunggenteng juga memiliki objek wisata dalam bentuk proses pembuatan gula kelapa oleh masyarakat setempat. Pembuatannya sederhana sekali yakni dengan memanfaatkan perkebunan kelapa luas, para penduduk memasang bokor untuk menampung cairan dari kembang kelapa lalu di kumpulkan dan dimasak dikuali lalu dicetak dengan potongan bambu yang ukurannya lebih besar dari ukuran gula kelapa yang ada di pasaran.

Sawarna Beach


Pantai sawarna mungkin belum terlalu dikenal oleh masyarakat di luar Banten. Tetapi percayalah, Sawarna akan jauh lebih memanjakan mata anda daripada pantai Pelabuhan Ratu yang berada satu garis pantai dengan Sawarna.

Membentang hampir sepuluh kilometer di barat daya pulau jawa, Sawarna menyajikan gelombang pantai yang hebat khas laut selatan. Tidak heran sawarna sering digunakan untuk surfing.

Akses menuju sawarna tidak terlalu sulit, dari pelabuhan ratu anda tinggal ke barat menyisiri pantai selatan. Jalur naik turun bukit ini akan memberikan pemandangan laut dari atas yang spektakuler. Setelah masuk ke desa Cisolok, perhatikan jembatan gantung di kiri jalan, itu adalah pintu masuk desa Sawarna.

Sesampainya di sawarna, anda akan disambut oleh jembatan penyebrangan yang masih tradisional dan rumah-rumah penduduk, homestay,dll tak berapa lama kita akan menemukan pantai pasir putih Ciantir. Disini terdapat batu karang yang besar sekali. Jika anda adalah seorang pehobi fotografi seperti saya, sawarna akan menjadi objek yang tiada habisnya.

Untuk penginapan di sawarna kita bisa memilih di homestay ataupun di rumah penduduk. Untuk homestay harga mulai dari 50 ribu per malam. Keadaan di homestay desa sawarna masih sangat tenang, jauh dari hiruk pikuk keramaian.

Saat berada di pantai, kami melihat beberapa turis asing sedang melakukan surfing. Setelah saya bertanya ke penduduk sekitar, diketahuliah bahwa pantai sawarna memang terkenal di kalangan turis asing, terutama Australia. Bahkan, anak-anak disini pun sudah pintar bermain papan seluncur ombak ini. Tidak mengherankan, kondisi ombak pantai ciantir memang nampak mendukung kegiatan tersebut.

Menjelang sore, saya berada di depan batu layar, salah satu karang terbesar di pantai ini. Berdiri kokoh bagaikan bonsai yang dibentuk oleh alam. Langit sore biru kemerahan mewarnai langit sawarna, saya pun bergegas mendekat ke laut untuk mengabadikan momen tersebut. Saking terpesonanya, saya tidak sadar air laut semakin naik sudah melewati betis saya. Saya pun diteriaki oleh penjaga warung di pinggir pantai agar segera naik.

Pagi harinya, saya berlomba dengan fajar untuk menyaksikan matahari terbit. Sedikit ke barat dari tanjung layar pantai ciantir, kita bisa menemukan tempat menarik lainnya seperti laguna pari dan karang taraje. Berbeda dengan pantai ciantir dengan pasir putihnya, disana kita akan menemukan pantai karang. Laguna pari adalah tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit di sawarna.

Ketika air laut mulai surut di pagi hari, pesisir pantai yang berpasir mulai menunjukan karang-karangnya. Ada yang menarik disana, di sela-sela karang dengan air laut yang bening anda bisa melihat aneka kehidupan laut seperti ikan-ikan kecil dan kepiting yang berlarian. Sungguh pemandangan yang menenangkan hati.

Tempat menarik lainnya adalah gua Lalay. Anda akan bangga dan kagum melihat keindahan momen atraksi dari jutaan kelelawar penghuni Goa ini. Goa ini tidak jauh dari bibir pantai sehingga sangat direkomendasikan untuk dikunjungi.

Sawarna bagaikan perawan yang belum bersolek. Ada potensi wisata luar biasa yang sebenarnya dapat dikembangkan oleh pemerintah Banten. Namun di sisi lain saya juga berharap agar pantai ini tetap senyap. Semata-mata karena khawatir apabila tangan-tangan usil manusia sudah mulai menjamahnya, kehidupan mahkluk-mahkluk laut tadi barangkali bakal terancam.

Rabu, 25 Januari 2012

About Garut


Kabupaten Garut
Lambang Kabupaten Garut
Lambang Kabupaten Garut
Motto: Tata Tengtrem Kertarahardja
Locator kabupaten garut.png
Peta lokasi Kabupaten Garut
Koordinat:
Provinsi Jawa Barat
Pemerintahan
 - Bupati
Wakil Bupati
Aceng H.M. Fikri

 - DAU Rp. 1.141.265.938.000,-(2011)[1]
Luas 3.065,19 km2
Populasi
 - Total 2.429.167 jiwa (2007)[2]
 - Kepadatan 792,5 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 0262
Pembagian administratif
 - Kecamatan 42
 - Kelurahan 420 desa, 19 kelurahan
 - Situs web www.garutkab.go.i
Kabupaten Garut, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Garut. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.


Sejarah dan asal kata
Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan.Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dipindahkan ke Garut kini karena seringkali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibukota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda : tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibukotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 17 Maret

Pembagian administratif



Sanatorium Garut di tahun 1920-an


Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.


Garut's main street in 1936


Adu domba di Garut (tahun 1921)


Situ Bagendit di Garut tahun 1932

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Garut.

Geografi


Umum


Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Letak


Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

  • Utara: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  • Timur: Kabupaten Tasikmalaya
  • Selatan: Samudera Indonesia
  • Barat: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Iklim dan cuaca


Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen.

Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C - 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun.

Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi


Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi


Ibukota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500-100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100-1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya memiliki lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian diantaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, diantaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Km diantaranya merupakan panjang aliran sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai.

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi


Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk diantaranya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur. Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan


Bedasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Transportasi


Ibukota kabupaten Garut berada di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, biasanya sekedar transit di Terminal Guntur Garut , bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang lebih memilih jalur Malangbong untuk dilewati. Garut memiliki sarana Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan,Angkutan Kota (Angkot ),Minibus dari berbagai kecamatan menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut - Jakarta,Rental Mobil dari berbagai jenis dan Taxi.Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut.Ada juga Kereta Api yang menuju Jakarta kadang berhenti di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun Malangbong,Stasiun Cibatu dan Stasiun Leles.

Pariwisata


Objek wisata yang ada di Kabupaten Garut adalah antara lain :